MENU

Where the world comes to study the Bible

5. Pedoman Utama

Tujuan kita sebagai orangtua Kristen adalah menghasilkan manusia yang dewasa rohani, siap melayani Tuhan kemanapun Tuhan arahkan. Kita mengusahakan tujuan itu dengan mengasihi anak kita seperti Tuhan mengasihi kita melalui teladan seperti Kristus untuk diikuti mereka. Tapi kita baru mulai. Langkah berikut lebih penting, dan dinyatakan melalui perintah bagi Timotius: “Tetapi hendaklah engkau tetap berpegang pada kebenaran yang telah engkau terima dan engkau yakini, dengan selalu mengingat orang yang telah mengajarkannya kepadamu. Ingatlah juga bahwa dari kecil engkau sudah mengenal Kitab Suci yang dapat memberi hikmat kepadamu dan menuntun engkau kepada keselamatan oleh iman kepada Kristus Yesus. Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran. Dengan demikian tiap-tiap manusia kepunyaan Allah diperlengkapi untuk setiap perbuatan baik” (2 Tim. 3:14-17, NIV).

Pernyataan terakhir menggambarkan manusia yang ingin kita hasilkan –seorang manusia berTuhan yang diperlengkapi untuk setiap pekerjaan baik. Bagaimana seorang anak bisa dibentuk seperti itu? Menurut bagian ini, itu dibangun dari Firman Tuhan kedalam hidupnya dari sejak kecil. Jika kita ingin anak kita menjadi seperti Tuhan ingin, kita harus mengajarkan mereka Alkitab. Bapa kita disurga mendorong anaknya untuk mendengar Firmannya (1 Pet. 2:2). Dan orangtua yang mengenalnya akan melakukan hal yang sama kepada anak mereka.

Kita mengalami penghilangan Alkitab dari sekolah umum, tapi Tuhan tidak pernah memberikan sekolah umum system yang bertanggung jawab mengisi Firmannya kedalam hati dan hidup anak kita. Dia memberikan itu pada kita, orangtua mereka. Prinsip itu dibentuk diawal hubungan Tuhan dengan Israel dan tidak pernah digantikan. “Dengarlah, hai orang Israel: TUHAN itu Allah kita, TUHAN itu esa! Kasihilah TUHAN, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap kekuatanmu. Apa yang kuperintahkan kepadamu pada hari ini haruslah engkau perhatikan, haruslah engkau mengajarkannya berulang-ulang kepada anak-anakmu dan membicarakannya apabila engkau duduk di rumahmu, apabila engkau sedang dalam perjalanan, apabila engkau berbaring dan apabila engkau bangun.” (Deut. 6:4-7, TLB).

Sayangnya, Alkitab tidak dibuka sampai hari minggu disebagian besar keluarga Kristen. Orangtua telah memutuskan untuk membiarkan sekolah minggu dan gereja yang membuat Alkitab menjadi bagian penting dalam hidup anak mereka. Tapi sekolah minggu dan gereja hanya menemui anak-anak 2 atau 3 jam dari 168 jam seminggu. Bahkan jika guru kita merupakan orang yang paling ahli dimuka bumi dalam menghubungkan prinsip Firman Tuhan kedalam hidup anak kita, waktu yang ada tidak bisa dibandingkan dengan waktu dimana pengaruh lain membentuk hidup mereka. Jika kita ingin anak kita dewasa secara rohani dan diperlengkapi penuh untuk melayani Yesus Kristus, kita perlu menambah pengajaran Alkitab didalam rumah. Walau sebagian mungkin menghindari tanggung jawab ini dengan berkeras mereka tidak dibawah hukum, PB menasihati para bapak untuk membesarkan anak mereka dalam perintah Tuhan menunjukan prinsip itu tidak pernah diganti (Eph. 6:4).

Sepertinya orangtua memperhatikan hampir semuanya keculai hal paling penting dalam mendidik anak. Mereka memberikan uang yang banyak untuk memberi mereka pakaian yang bagus; mereka tidak ingin anak mereka berbeda dari anak lainnya. Mereka mencoba menyediakan makanan terbaik dan tempat tinggal, dan sebagian besar dari kita memiliki lebih dari kebutuhan. Tidak ada biaya yang terlalu besar untuk mengkoreksi cacat fisik –gigi yang rusak, kulit yang berminyak, atau bisul. Mereka berusaha keras mendapatkan pendidikan secular yang terbaik. Tapi mereka mengabaikan satu hal yang bisa membuat anak mereka menjadi umat Tuhan, yaitu mengalami pengenalan FirmanNya. Tidak heran banyak orang muda Kristen kurang tertarik dalam hal rohani dan kurang kekuatan untuk menolak godaan dimasa ini. BIsa dimengerti bahwa sangat sedikit yang masuk keladang Tuhan dan sebagian telah keluar sama sekali.

Kenapa kita sangat tidak peduli tentang hal ini? Suatu petunjuk mungkin bisa ditemukan dalam bagian utama PL. “Apa yang kuperintahkan kepadamu pada hari ini haruslah engkau perhatikan.” (Deut. 6:6). Firman harus mendapat tempat utama dalam hati dan pikiran kita sebelum kita memberikannya pada anak kita. Kita tidak bisa mengajar mereka apa yang tidak kita miliki, apa yang tidak kita buat menjadi bagian dari pengalaman kita. Kita tidak bisa menunjukan mereka bagaimana Firman berhubungan dengan masalah, keputusan, motif, tujuan dan prilaku mereka jika kita tidak pernah belajar menghubungkan itu dengan diri kita. Tetapkanlah teladan sekarang sebelum anak kita memulainya dengan hubungan kita dengan Tuhan dan Firmannya.

Seberapa penting Yesus Kristus dalam kehidupan anda sehari-hari? Berapa setia anda menjalankan prinsip Firman dalam kehidupan sehari-hari? Kita harus menjalankan Firman itu, menjadi bagian dalam pikiran dan mengatur gaya hidup kita. Kemudian kita baru layak maju ayat selanjutnya dan mengajarkan itu pada anak kita. Pertanyaannya, “apakah anda sudah siap untuk melanjutkannya?” Memutuskan untuk membuat Alkitab menjadi pembimbing utama dalam hidup anda. Tanyakan Tuhan untuk memberikan anda rasa lapar akan FirmanNya sehingga itu menjauhkan anda dari hal yang kurang penting yang tidak memberi dampak bernilai bagi hidup anda. Kemudian anda siap menjadikan Firman menjadi bagian penting dalam hidup anak anda.

Kemudian dimana kita akan mulai? Satu Firman penting tentang memberikan waktu untuk berkumpul bersama keluarga dan membicarakan kebenaran itu. Kita sering menyebutnya ibadah keluarga. Ini seperti dalam Deuteronomy 6:7: “haruslah engkau mengajarkannya berulang-ulang kepada anak-anakmu dan membicarakannya apabila engkau duduk di rumahmu . . .” (TLB). Kita bisa membayangkan keluarga Yahudi duduk bersama dirumah, membagikan pengajaran yang sudah Tuhan nyatakan pada mereka melalui Musa, mengulangi kesetiaan Tuhan pada mereka selama ini dan saling mengingatkan akan tanggung jawab masing-masing padaNya.

“Oh, tapi kita tidak memiliki itu dirumah kami.” Satu survey menunjukan kenyataan bahwa kurang dari 15 persen keluarga Kristen injili secara teratur mengadakan ibadah keluarga. Mungkin anda bagian dari 85 persen yang mengabaikannya dan alasanmu adalah kurangnya waktu. Itu alasan yang paling popular. Tapi sebagian besar kita memiliki waktu untuk melakukan apa yang kita inginkan. Apa yang perlu kita lakukan adalah memasukan ibadah keluarga didaftar prioritas teratas. Mungkin alasan anda menjadi sulit mengumpulkan seluruh anggota keluarga disaat dan tempat yang sama. Sebagian keluarga, keluar disaat yang berlainan pada pagi hari, jadi setiap orang mengambil makan pagi mereka masing-masing dan pergi. Setiap orang berlari kearah yang berlawanan setelah makan malam. Johnny punya pertandingan, , Betty memiliki band, Ayah ada pertemuan dewan, dan mama pergi kelingkaran misionaris. Tidak ada waktu untuk setiap orang berkumpul bersama.

Jika itu masalahnya, mungkin sudah saatnya mengevaluasi ulang cara hidup anda. Sangat mungkin bagi setiap anggota keluarga menjadi terlalu sibuk untuk kepentingan mereka sendiri. Tidak ada hari dimana ibadah keluarga tidak terganggu oleh kegiatan lain. Tidak ada perasaan bersalah mengenai itu. Dan waktu untuk melakukannya berbeda disetiap keluarga. Sebagian mampu berkumpul saat makan pagi. Bagi yang lain, setelah makan malam. Waktu tidur mungkin satu-satunya kesempatan bagi beberapa keluarga. Maksudnya, temukan waktu yang paling baik.

Mungkin sebagian orang belum pernah mencoba ibadah keluarga karena mereka tidak tahu melakukan apa. Mungkin kita bisa menawarkan beberapa usulan. Semua elemen ini tidak harus dilakukan bersamaan setiap berkumpul, tapi ada beberapa hal yang harus dilakukan:

1. Membaca Alkitab. Ingat agar itu dimengerti oleh anak-anak. Tidak ada yang ajaib dalam mendengar perkataan dalam Alkitab jika itu tidak dimengerti. Gunakan terjemahan modern. Baca bagian Alkitab yang paling menolong kehidupan sehari-hari anda. Walau semua hal dalam Alkitab diinspirasi Tuhan dan bermanfaat, ada bagian yang lebih cocok bagi kehidupan hari itu. Sebagai contoh 1 Chronicles 1-11, tidak cocok untuk ibadah keluarga.

Sangat menolong untuk mengingat suatu ayat penting setiap minggu, atau mengingat suatu bagian Alkitab dalam suatu jangka waktu. Pastikan untuk menjelaskan makna bagian itu dan aplikasikan itu pada anggota keluarga. Bahas bagaimana itu berhubungan dengan hidup anda dan perubahan apa yang perlu dibuat sebagai hasil mendengar Firman Tuhan. Itu akan mendorong anggota keluarga lain untuk melakukan hal yang sama. Sebagian keluarga membaca bagian Alkitab yang berupa cerita untuk memberikan fakta dalam pikiran anak-anak. Ini semua mungkin membutuhkan persiapan, Walau sebagian orang takut melakukannya, dan tidak ada harga yang terlalu besar melihat anak kita bertumbuh dalam pengenalan mereka akan Tuhan melalui FirmanNya.

2. Doa. Buatlah doa menjadi suatu yang berarti bagi anak anda. Tidak perlu doa yang panjang, terutama saat itu ada anak kecil. Bicara pada Tuhan seperti kepada teman yang tertarik terhadapa hal yang terjadi dalam keluarga. Bicara padanya tentang masalah yang anak hadapi, misionaris yang mereka ketahui, keluarga mereka, pastor, guru, dan teman-teman, terutama teman yang perlu mengenal Tuhan. Dan pastikan membahas doa itu kemudian saat itu sudah dijawab, bagaimana cara Tuhan menjawab doa itu.

3. Literatur lain. Keragaman merupakan kunci untuk membentuk ibadah keluarga yang menarik dan memikat. Anda bisa menggunakan Alkitab dalam bentuk cerita, buku pengajaran Alkitab untuk anak kecil, atau buku cerita yang menggunakan situasi hidup modern untuk mengajarkan kebenaran Alkitab dan aplikasinya. Toko buku Kristen setempat memiliki banyak pilihan untuk itu. Anda bisa memberikan satu hari seminggu untuk memberikan cerita Kristen atau biografi seorang misionaris. Bacakan surat misionaris secara teratur untuk mengenalkan anak dengan kebutuhan dunia. Dihari minggu anda bisa membahas aplikasi kotbah pendeta bagi hidup anda. Ada hari-hari dimana anda gunakan seluruhnya untuk membagikan pentingnya suatu artikel majalah atau suratkabar dari sudut pandang Alkitab. Buat itu beragam dan anak anda selalu menantikan itu.

4. Musik. Sebagian keluarga suka bernyanyi bersama. Itu mungkin suatu bencana bagi yang lain. Tapi jika anda tidak bisa melakukannya, nyanyikan beberapa hymne terkenal dari gereja atau padukan dengan pesan Alkitab sehingga menjadi ibadah yang berarti. Musik memiliki cara menjelaskan suatu pesan bagi jiwa, jadi pastikan pesan itu bermakna Alkitabiah. Bahkan jika anda kurang bisa menyanyikan itu, anda bisa memenuhi rumah anda dengan musik Kristen yang baik, menciptakan lingkungan rohani dan memasukan kebenaran kekal dalam hati anak anda.

Sebagai tambahan bagi 4 elemen ibadah keluarga ini, ada beberapa usulan untuk memastikan ibadah keluarga dinikmati daripada menyakitkan. Tapi usahakan tetap santai dan informal. Hindari suasana kaku yang ditakuti anak-anak. Jika menyenangkan, anak anda akan melihat itu sebagai hal yang menyenangkan dalam hidup mereka dirumah. Jika menjemukan, itu bisa menghancurkan perjalanan mereka dengan Tuhan. Saya mengkonseling Stan dan Sally tentang masalah pernikahan mereka dan saya merasa ini disebabkan karena masalah rohani. Setelah beberapa pertanyaan muncul pernyataan mengejutkan dari Stan. “Ya, kami memiliki ibadah keluarga dirumah kami. Ayah saya mengambil Alkitab, menyuruh setiap orang diam, kemudian masuk kebeberapa pasal sebelum dia bertengkar kembali dengan ibu. Saya membenci setiap menit disaat itu.” Ibadah keluarga harus “diinginkan” bukan “disuruh” Lebih baik mendapatkan pengalaman yang mengasikan satu kali seminggu daripada pengalaman membosankan setiap hari.

Bersenang-senang tidak berarti tidak sungguh-sungguh. Jaga agar tetap relevan. Itu saat bicara tentang hal rohani, dan hal yang lain dari itu tidak dimasukan. Kadang anak mengembangkan kemampuan menyabotase ibadah keluarga. Jika mereka tidak ingin melakukan itu, mereka bisa menjadi pusing dan tidak sungguh-sungguh sehingga menghancurkan semuanya. Ketegasan diperlukan saat itu.

Khususnya untuk kebaikan anggota muda, jaga agar tetap singkat –tidak terburu-buru, tapi direncanakan untuk pendek. Lima sampai 10 menit cukup kecuali ada hal dimana anak tertarik dan ingin ikut terus. Itu cukup sering terjadi dirumah kami, dan itu suatu berkat. Anak laki-laki tertua saya berkata “diskusi keluarga Strauss yang terkenal” merupakan hal yang paling diingat saat kecil.

Jika ada perbedaan usia yang lebar antar anak dalam keluarga, mungkin lebih baik membuat penekanan berbeda bagi setiap usia anak disetiap harinya. Mengenai kepemimpinan, pola Alkitab menunjukan kalau tanggung jawab berada pada ayah (Eph. 6:4). Jika dia seorang yang tidak percaya yang menolak untuk memimpin, ibu harus melakukannya. Tapi dalam kasus apapun, itu harus dimulai sekarang. Setiap keluarga Kristen perlu berkumpul bersama membahas Firman.

Sepuluh menit ibadah keluarga tidak bisa menjadi perpanjangan pendidikan keluarga tentang Firman. Kita perlu menggunakan setiap kesempatan untuk menunjukan kepada anak kita bagaimana hubungan Firman dalam hidup mereka, “apabila engkau duduk di rumahmu, apabila engkau sedang dalam perjalanan, apabila engkau berbaring dan apabila engkau bangun” (Deut. 6:7, TLB). Yesus Kristus tertarik akan setiap detil hidup kita dan Firmannya berdampak disetiap segi kehidupan kita. Kita perlu membiarkan dia terlibat disetiap bagian kehidupan keluarga kita. Membawa masalah terkecil kepada dia dalam doa bersama keluarga, kapanpun, dimanapun, hal kecil seperti kehilangan pisau atau hasil yang rendah dalam kuis. Berterima kasih padanya untuk jawaban, apapun itu. Akui kebaikannya bersama selama waktu bermain keluarga. Cari hikmat dan anugrahnya saat krisis keluarga. Hubungkan Firman Tuhan dengan pengalaman yang dialami anak, situasi yang ada, program televise yang dilihat, kejadian dikomunitas dan berita yang sering mereka dengar. Buat Tuhan menjadi percakapan umum dalam rumah anda. Berikan anak anda buku bacaan Kristen yang baik dan musik yang baik untuk didengar. Rangkaikan Tuhan dan Firmannya kedalam hidup mereka.

Sebagian mungkin bertanya pada umur berapa anak mulai pendidikan Alkitab intensif. Nabi Yesaya bisa menjawab pertanyaan itu. “Kepada siapakah dia ini mau mengajarkan pengetahuannya dan kepada siapakah ia mau menjelaskan nubuat-nubuatnya? Seolah-olah kepada anak yang baru disapih, dan yang baru cerai susu! Sebab harus ini harus itu, mesti begini mesti begitu, tambah ini, tambah itu!” (Isa. 28:9, 10, KJV). Bukankah itu terlalu awal? Timotius belajar Alkitab dari kandungan. Tuhan ingin kita membuat Firmannya menjadi bagian hidup anak kita sejak dari awal kesadaran mereka. Kebenaran yang sederhana didahulukan; kemudian saat pikiran mereka dewasa, pengajaran yang lebih sulit menyusul. Pengajaran demi pengajaran, baris demi baris, sedikit demi sedikit, pikiran Tuhan dibukakan dihadapan mereka.

Apa hasil dari mengajarkan Alkitab pada anak kita? Salah satunya, mereka akan percaya Tuhan Yesus Kristus sebagai juruselamat mereka secara pribadi. Alkitab cara terbaik membawanya kepada keselamatan (2 Tim. 3:15). “Karena kamu telah dilahirkan kembali bukan dari benih yang fana, tetapi dari benih yang tidak fana, oleh firman Allah, yang hidup dan yang kekal” (1 Pet. 1:23, NIV). Roh Tuhan menggunakan Firman Tuhan untuk menciptakan rasa bersalah karena dosa dan kebutuhan untuk mempercayakan itu pada kematian Yesus Kristus. Kebenaran itu membawa kepada keselamatan (Acts 16:31).

Ada 2 ekstrem untuk menghindarinya saat itu sampai pada keselamatan anak kita. Salah satu bahaya adalah hanya sedikit bicara atau tidak sama sekali kepada mereka tentang Kristus sebagai Juruselamat mereka. Sebagian orangtua Kristen memiliki pemikiran kalau anak mereka diselamatkan karena mereka. Karena mereka adalah anak Tuhan, mereka pikir anak mereka secara otomatis menjadi cucu Tuhan. Jadi mereka mengabaikan pengajaran kenyataan dosa, dan kebutuhan untuk secara pribadi percaya pada Kristus. Sebagai hasilnya, anak bertumbuh tanpa diperhadapkan dengan kebutuhan keputusan pribadi itu. Mereka mungkin hidup dan mati tanpa Kristus hanya karena orangtua mereka berpikir mereka sudah Kristen. Orangtua lainnya menghindari hal itu karena mereka tidak ingin memaksakan apapun pada anak mereka. “Kami ingin mereka memutuskan sendiri,” tegas mereka. Itu kedengaran sangat mulia, tapi yang dipertaruhkan adalah surga atau neraka. Anak harus membuat keputusan mereka sendir, tapi kita harus membimbing mereka dengan Firman.

Ada ekstrim kedua yang harus diwaspadai, yaitu memaksa anak untuk mengambil suatu tindakan seperti mengundang Yesus dalam hatinya sebelum dia mengerti masalah dosa sebenarnya dan kematian Kristus yang menggantikan dia. Anak mudah berespin pada tawaran menarik. Anak mana yang tidak mau Kristus dalam hidupnya? Anak mana yang tidak ingin menghindari neraka dan masuk surga? Sekali lagi, seorang anak bisa mengambil keputusan untuk mendapat persetujuan dari orangtuanya, atau untuk mendapat hadiah seperti Alkitab, atau hanya karena teman mereka melakukannya. Keselamatan sejati datang melalui karya Roh Kudus, dan itu tidak selalu bersamaan dengan tawaran menarik atau peringatan menakutkan orangtua yang salah bimbing.

Itu tidak berarti seorang anak yang masih sangat kecil tidak bisa selamat. Saya tidak mau membatasi Roh Kudus, dan sebagian anak mampu menangkap hal itu lama sebelum yang lainnya. Saya mengenal anak yang percaya Kristus sebagai Juruselamat pada usia 3 tahun dan perubahan hidup mereka menunjukan kalau itu benar. Hal penting adalah anak mengerti keseriusan dosanya dan ketidakmampuan menyelamatkan dirinya sendiri, kemudian meletakan kepercayaannya dalam pengorbanan Kristus yang menuntaskan semuanya. Ajarkan dia Firman Tuhan sedikit demi sedikit akan membawa pada pengertian itu. Saat Roh Kudus menyelesaikan karyanya melalui Firman, kita akan mengetahui itu melalui respon anak yang terbuka dan spontan dan komitmen sepenuh hati kepada Juruselamatnya. Kemudian dia akan dilahirkan kembali dan hidupnya akan berubah. Kadang anak muda yang membuat keputusan diawal hidup mereka mulai meragukan keselamatan dan ingin diyakinkan. Dorong mereka untuk tenang dan sebutkan kepastian Alkitab tentang hal itu (e.g. 1 John 5:11-13). Di beberapa kasus pengalaman mereka harus diteguhkan kembali.

Keselamatan hanya permulaan. Setelah anak dilahirkan kembali, kita bisa mengharapkan buah dalam hidup mereka seperti orang percaya lain (2 Cor. 5:17). Jadi kita terus mengajarkan mereka Firman untuk menolong mereka bertumbuh menjadi orang Kristen yang produktif. “Dan jadilah sama seperti bayi yang baru lahir, yang selalu ingin akan air susu yang murni dan yang rohani, supaya olehnya kamu bertumbuh dan beroleh keselamatan” (1 Pet. 2:2, NASB). Itulah cara Tuhan membawa orang percaya kepada kedewasaan dan kekuatan. Dengan setia membangun Firman Tuhan kedalam hidup anak kita bisa menolong menyelesaikan beberapa masalah disiplin dalam sekolah minggu. Itu bisa mengurangi pemberontakan diantara orang muda kita. Itu bisa menghalangi perkawinan yang hancur diantara orang Kristen. Itu bisa menghilangkan kekurangan seseorang dalam pelayanan injil. Dan itu bisa memeriksa kerusakan diantara pelayan penuh waktu.

Baru-baru ini saya bicara dengan 2 pemimpin pergerakan pemuda. Mereka berbagi cerita tragis tentang keluarnya staff mereka. Dalam kebanyakan kasus pekerja muda ini tidak memiliki pendidikan Firman saat kecil, dan sebagai hasilnya mereka tidak mampu mengatasi halangan iblis dalam jalan mereka. Tuhan bisa merubah seseorang dan mentransform dia menjadi pelayan Kristus yang berguna kapanpun dalam hidupnya. Tapi tidak ada yang bisa menggantikan pengajaran Alkitab secara teratur sejak kecil. Itu membangun umat Tuhan yang kuat dan stabil yang membawa sukacita bagi hati kita.

Related Topics: Christian Home

Report Inappropriate Ad