MENU

Where the world comes to study the Bible

13. Belajar Terbang

Hari besar bagi burung adalah saat dia mulai belajar terbang. Ibunya merasakan kesiapannya saat dia menggeliat, menegakan kepala, dan mengembangkan sayapnya. Dia mungkin membujuknya dari sarang dengan memegang umpan sedikit jauh, atau dia mendorong dia untuk mau naik keudara dengan sentuhan pelan. Lalu, dia mengibaskan sayap untuk hidupnya pada penerbangan pertama karena dorongan ibunya, yang kemudian menjelajah dunia sekelilingnya.

Menyedihkan untuk dikatakan, para burung lebih peka dari orangtua manusia. Teman bersayap kita tahu tujuan membesarkan anak mereka untuk mempersiapkan mereka meninggalkan sarang, sementara banyak orangtua tidak sadar kalau suatu hari anak mereka harus meninggalkan rumah dan membuat keluarga sendiri. Mereka menginvestasikan sedikit waktu dan tenaga dalam mempersiapkan mereka untuk mandiri. Anak-anak dengan cepat menemukan diri mereka sudah menjadi pria dan wanita, menghadapi saat meninggalkan rumah, kurang diperlengkapi menangani pekerjaa, menangani keuangan, atau bisa sukses dalam perkawinan mereka. Ini merupakan keahlian yang harus dipelajari, dan cara terbaik mempelajarinya adalah dalam rumah.

Tuhan menangani masalah ini dalam kerangka keluarga. Dia menyediakan kita, anakNya, dengan sumber dan kemampuan yang kita butuhkan untuk berfungsi dengan berhasil dalam kehidupan Kristen (2 Pet. 1:3). Roh Kudus didalam kita memampukan kita dengan kemampuan yang harus dimiliki untuk melakukan tanggung jawab kita (1 Cor. 12:11). Kemudian dia mendidik kita dalam Firmannya agar kita mampu mempraktekan kemampuan itu secara menguntungkan untuk semua pekerjaan baik (2 Tim. 3:16-17). Kita perlu mendapat petunjuk dari Pembangun Rumah dan menolong anak kita mengembangkan kemampuan untuk bisa mampu menjalan kan berbagai peran mereka dalam hidup.

Satu cara yang sudah jelas dalam menguatkan sayap mereka untuk terbang adalah dengan membiarkan mereka membuat keputusan sendiri. Keputusan itu akan sepenting munkin sesuai tingkat pertumbuhan mereka. Pertamanya mereka mungkin hanya memilih pakaian yang akan mereka pakai dipagi hari. Tapi saat mereka berkembang lebih dewasa, mereka akan memutuskan hal seperti teman mereka, pendapatan dan mengatur keuangan mreka, membeli baju mereka, dan memutuskan aktifitas mana yang mau mereka geluti. Jika kita telah mengajar mereka dengan baik, kita bisa percaya kalau mereka akan memilih dengan bijak dan bertumbuh kearah kedewasaan melalui praktek.

Kita semua belajar untuk jadi baik dengan melakukannya, didalamnya terdapat kesalahan. Anak kita akan membuat pilihan mereka, dan kita tidak boleh terlalu khawatir. Bukankah tuhan mengijinkan kita melakukan keinginan kita dan belajar dari kesalahan ? Dia selalu bersedia memberikan arahan dan menolong kita melakukan apa yang benar, tapi dia tidak mempermudah atau memaksa kita untuk taat.

Kehidupan anak kita akan dipenuhi dengan pilihan dan keputusan yang harus mereka pertanggung jawabkan dan dimana mereka akan membayar akibatnya. Kita harus membiarkan mereka memulainya dari pilihan kecil dan bertumbuh, daripada langsung masuk kearuh hidup diumur 21 dengan tidak memiliki pengalaman pengambilan keputusan, dan lambat tapi pasti tenggelam. Kita memperbesar ruang kebebasan setiap tahun, dan akhirnya melepaskannya. Kebebasan penuh sering merupakan bagian terberat. Ketidakmauan orangtua untuk melepas anaknya menghancurkan pernikahan mereka yang kita saksikan.

Salah satu anak kami datang dengan pengertian mendalam saat dia siap menghabiskan malam pertama jauh dari rumah, dirumah temannya. Baru berumur 7 tahun, dia mendapat pengertian atas pengalaman barunya. Kami hampir bisa melihat roda berputar diatas kepalanya saat dia berkata: “Saya mengerti” katanya, “saat saya bayi kalian merawat aku. Kemudian setelah besar saya dirawat secara dewasa, kemudian masuk kebagian lain. Kemudian satu hari saya bisa menghabiskan satu hari diluar, sekarang satu malam, kemudian satu bulan. Dan kemudian saya bisa tinggal terpisah dari mama dan papa.” Dia mengerti hampir sejelas kami. Para orangtua, mulailah memperbesar ruang itu dan menyiapkan anak kita untuk dibebakan.

Sekarang, selain pertumbuhan kebebasan membuat keputusan, ada beberapa pengertian dan tanggung jawab, yang penting bagi hidup berhasil, yang harus diajar dalam rumah. Orang tua yang mendidik anak mereka dalam keempat area ini sedang membuat dasar masa depan yang bahagia. Setiap area membutuhkan lebih banyak pertimbangan dari yang bisa kita bahas disini, tapi setidaknya prinsip dasarnya ada.

Mempelajari Nilai dari Bekerja

Jika kita ingin anak kita bertumbuh dewasa, orang dewasa yang mandiri, kita perlu memberikan tanggung jawab pribadi pada mereka. Orang yang bahagia adalah mereka yang memiliki sesuatu untuk ditawarkan. Mereka tahu diri mereka; mereka menyesuaikan diri; mereka anggota unit yang bernilai. Tuhan menetapkan kemajuan melalui meyakinkan anaknya tentang pentingnya mereka dalam keluarga. Setiap anggota tubuh Kristus memiliki suatu fungsi yang harus dilakukan. Petrus berkata, “Layanilah seorang akan yang lain, sesuai dengan karunia yang telah diperoleh tiap-tiap orang sebagai pengurus yang baik dari kasih karunia Allah. . . .” (1 Pet. 4:10, TLB). Kita akan berhasil jika mengikuti teladan ini.

Mereka yang duduk diam dan berpikir kalau dunia berhutang pada mereka umumnya sengsara, orang yang tidak bisa menyesuaikan diri yang membenci diri mereka dan tidak bisa bergaul dengan orang lain. Dan kebanyakan dari mereka tidak pernah belajar nilai dari bekerja saat mereka tumbuh. Salah seorang pelajar dengan jujur mengakui pada saya, “saya harap orangtua saya memberikan tanggung jawab lebih dan pekerjaan untuk dilakukan saat saya masih kecil. Sekarang saya berjuang untuk memperbaiki kebiasaan buruk, kemalasan dan kurangnya disiplin diri.” Jadi didiklah anak anda berkat keuntungan pekerjaan baik. Gunakan Alkitab. Tuhan punya banyak nasihat tentang hal ini (e.g. Gen. 2:15; 3:19; Prov. 6:6-11; 10:4-5; Eph. 4:28; 1 Thess. 4:11-12; 2 Thess. 3:10-12; 1 Tim. 5:8).

Kemudian letakan Firman kedalam tindakan dengan membiarkan anak anda berkontribusi dengan cara tidak langsung didalam rumah. Berikan mereka pekerjaan, kebebasan mereka untuk bertanggung jawab –tidak hanya untuk uang, tapi agar mereka bisa mempermudah pekerjaan dirumah. Bahkan anak kecil bisa membuat kamar mereka tetap rapi dan mengosongkan tempat sampah. Saat mereka lebih besar, mereka bisa merapikan tempat tidur, mengatur meja, membersihkan meja, menolong mencuci piring, menyapu ruangan dan garasi, mendorong pembersih lantai, membawa tempat sampah, menolong membersihkan halaman, membersihkan jendela, mencuci mobil, dan berbagai hal lain yang perlu diselesaikan. Anda bisa mendorong mereka untuk mencari pekerjaan lain diluar rumah, seperti mengantar surat kabar, memotong rumput, membeli sesuatu, atau menjaga bayi. Sebagian orang besar dalam sejarah Negara belajar disiplin kerja saat mereka muda.

Ada beberapa petunjuk yang perlu kita ikuti, saat mengajar anak kita bekerja.

1. Tunjukan mereka bagaimana melakukan pekerjaan yang anda minta. Kadang kita pikir anak kita sudah tahu hal yang tidak pernah kita ajarkan, dan saat kita memarahi mereka untuk melakukan itu. Beberapa menit petunjuk akan menghilangkan ketegangan itu. Dan walau anda memberi mereka petunjuk, buat mereka paham akan penghargaan terhadap pekerjaan yang dilakukan dengan baik. Salomo berkata: “apapun yang kamu lakukan, lakukan dengan baik . . .” (Eccl. 9:10, TLB). Waktu semua orang terbuang jika pekerjaan harus dilakukan kembali.

2. Ajar mereka untuk bekerja keras dengan sukacita. Inilah maksud Paulus ketika dia berkata, “Apapun juga yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia” (Col. 3:23, NIV). Saat mereka pergi bekerja untuk orang lain maka waktu mereka bukan milik mereka sendiri. Itu milik employer. Jika mereka menggunakan setiap menit dengan baik dan menjalankannya dengan sukacita, mereka akan dicari dan dibayar dengan baik. Sejumlah bisnismen mengeluh pada saya, “saya tidak bisa menemukan orang yang ingin bekerja.” Orang muda yang belajar menyukai pekerjaan memiliki keuntungan dalam bursa kerja. Tapi yang lebih penting, Tuhan dimuliakan saat kita mengerjakannya dengan usaha terbaik dan kegembiaraan. Semua pekerjaan yang diperlukan bisa dilakukannya dan dilakuan walau bosnya tidak melihat.

3. Ajar mereka untuk berpikir saat mereka bekerja. Jika mereka cerdas melakukannya maka mereka akan jauh dari kesalahan yang mahal. Dengan pikiran, mereka bisa mencari cara yang lebih efisien dalam melakukan pekerjaan, atau melihat hal lain yang perlu dikerjakan sehingga mereka bisa memanfaatkan waktu kerja mereka dengan jujur dan produktif. Hal ini, dengan cermat dibangun dirumah, akan membawa perkembangan dalam dunia kerja.

4. Ajar mereka untuk menyelesaikan pekerjaannya. Sebagian kehidupan orang dipenuhi dengan pekerjaan yang belum selesai, dan mimpi yang berantakan. Mereka pindah dari satu pekerjaan kepekerjaan lain, tidak menemukan kebahagiaan dalam pekerjaan mereka. Mereka kekurangan keinginan untuk mempertahankan pernikahan mereka dan lari keibu saat ada masalah. Mereka tidak pernah belajar menemukan kepuasan tetap pada satu pekerjaan sampai akhir. Orangtua mereka membiarkan mereka berhenti apapun yang terjadi dan mereka tetap berhenti. Jika anak anda mulai suatu proyek, walau itu suatu hal yang dipilih sendiri olehnya, dorong dia untuk menyelesaikannya.

Mempraktekan prinsip sederhana ini akan menyiapkan anak anda untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka. Mungkin juga bisa ditambahkan satu kata peringatan. Jangan berharap kesempurnaan. Walau kita ingin pekerjaan dilakukan dengan baik, kita harus ingat anak kita tetap anak kecil. Kita bisa mengharapkan mereka melakukan sesuatu sesuai dengan kemampuan mereka, tapi menuntut lebih dari itu akan membuat mereka frustrasi dan mematahkan semangat. Hal yang sangat menekan anak adalah tidak bisa menyenangkan kita. Pujian terhadap pekerjaan yang baik penting walau tidak sempurna. Biar dia tahu anda menghargai usahanya.

Menghargai Nilai dari Uang

Lanjutan dari belajar nilai pekerjaan adalah bagaimana mengatur uang yang kita dapat. Mengusahakan uang tidaklah berdosa. Kenyataannya, kita tidak bisa hidup tanpa itu. Dan penggunaannya yang tepat akan penting bagi anak kita untuk memenuhi kebutuhan fisik mereka, menjaga harga diri mereka, dan membuat pernikahan mereka berhasil, kita berhutang memberikan mereka petunjuk dalam area ini.

Untuk belajar bagaimana mengatasinya, mereka harus memilikinya. Uang mereka bisa datang dari 2 sumber utama, pertama pinjaman. Jika orangtua bisa menyediakannya, mereka bisa memberikan anak sejumlah kecil uang setiap minggu atas dasar pengalaman belajar ini. Suatu pinjaman tidak dibayar dengan tugas. Tugas merupakan kontribusi mereka pada keluarga seperti ibu dan ayah. Kedua, mereka mendapat pinjaman melalui pekerjaan lain, baik dirumah maupun diluar. Jika seorang anak ingin mendapat uang tambahan dengan melakukan hal disekitar rumah diluar tugas mereka, biarkan. Jika anda ingin membayar orang lain, kenapa tidak diberikan dalam keluarga?

Sekarang setelah mereka mendapat uang, ajar mereka menggunakannya untuk kemuliaan Tuhan. Ada 3 prinsip umum yang bisa menolong.

1. Ajar mereka memberikan dengan murah hati untuk pekerjaan Tuhan. Mereka tidak boleh kehilangan berkat dari pelayan yang setia. Cobalah janji ini: “Berilah dan kamu akan diberi: suatu takaran yang baik, yang dipadatkan, yang digoncang dan yang tumpah ke luar akan dicurahkan ke dalam ribaanmu” (Luke 6:38a, NIV). Bukan apa yang kita beri untuk dapat balasan. Keegoisan itu menghancurkan sukacita. Kita memberi untuk memuliakan Tuhan. Tapi dia menghargai ketaatan kita sehingga dia memberikan kembali dengan berlimpah. “Camkanlah ini: Orang yang menabur sedikit, akan menuai sedikit juga, dan orang yang menabur banyak, akan menuai banyak juga” (2 Cor. 9:6, NIV). Jika kita percaya perkataan itu dari Tuhan, sepuluh persen yang sering kita dengar hanya bagian kecil dari pengalam bersamanya. Bahkan jika anak kecil kita hanya mendapat satu sen seminggu, ajar dia memberi bagian dengan murah hati, mengembalikannya pada Tuhan.

2. Ajar anak anda menyimpan sebanyak kebutuhan rencana mereka dimasa depan. Kata “pembayaran mudah” telah menghancurkan banyak perkawinan. Betapa lebih masuk akal mendapat pendapatan melalui uang yang kita simpan untuk kebutuhan. Dan sudah saatnya anak kita belajar hal ini. Dorong mereka untuk menabung. Itu akan memberikan kepuasan pribadi karena menabung untuk membeli sepeda, atau untuk pergi kamp sampai saat itu datang. Dan pendidikan lebih bernilai kalau mereka membayar sebagian dari biaya yang telah mereka tabung?

3. Ajar mereka untuk mengeluarkan sisanya dengan bijak dan menghargai. Untuk menghargai mungkin tidak terlalu sulit. Mereka biasanya berterima kasih pada Tuhan karena mendapat uang untuk bisa mereka belanjakan. Tapi hikmat lebih sulit. Itu meliputi mensortir keinginan dan kebutuhan. Itu uang mereka, dan mereka bisa mengeluarkan untuk kesenangan pribadi jika mereka mau. Tapi jika mereka mengeluarkan semuanya dihari pertama, mereka tidak bisa melakukan apa-apa terhadap kebutuhan mereka minggu itu. Itu tidak apa-apa. Biar mereka merasakan akibat tindakan mereka. Pengalaman merupakan guru yang baik. Lebih baik merasakannya dengan sen daripada perahu dan rumah yang menghabiskan ribuan dollar.

Hikmat juga berkaitan dengan membeli dengan harga terbaik. Ajar mereka bagaimana berbelanja dengan harga terbaik. Bawa mereka ketoko dan tunjukan bagaimana cara membandingkan. Hikmat juga berarti menghindari pemborosan. Saya ingin pergi makan malam dirumah bisnismen Kristen yang kaya. Sebelum kita duduk makan steak yang baru kita baker, dia mengambil penjepit dan menuangkan bara kedalam air sehingga dia bisa menggunakannya kembali. Saya mulai menyadari kenapa Tuhan mempercayakan dia begitu banyak uang. Saya juga mengetahui dia memberi bagian yang baik kembali kegereja, dan sekarang jelas kalau dia pasti tidak akan memboroskannya juga.

Melihat anak anda memiliki sejumlah uang dan mengajar mereka bagaimana menggunakannya akan mematahkan 2 kegagalan yang menghancurkan. Pertama penghinaan karena harus meminta setiap sen yang mereka butuhkan, dan itu menghancurkan harga diri mereka. Kedua, mungkin lebih buruk, memanjakan mereka dengan memberi semua yang mereka butuhkan. Seseorang menyindir, “uang bukan segalanya dalam hidup, tapi itu pasti membuat anda tetap berhubungan dengan anak anda.” Orangtua yang mencoba menjaga hubungan dengan anak mereka dengan memberikan materi umumnya menderita sakit hati melihat anak yang tidak berterima kasih, karena hal yang didapat dengan mudah tidak terlalu dihargai. Orangtua seperti itu sering menghasilkan suami yang membeli apapun untuk menyenangkan keluarga, atau istri yang menghancurkan keuangan suami mereka karena uang. Ijinkan anak anda menginginkan sesuatu, menunggu dan merencanakan untuk mendapatkanya, kemudian bekerja dan menabung untuk itu. Saat dia mendapatkannya, dia lebih cenderung berterima kasih pada Tuhan untuk itu, menghargainya tinggi, dan menggunakannya dengan bijak. Anda akan sangat menolong dia.

Merencanakan Pekerjaan Hidup Mereka

Judul itu mungkin bisa menyesatkan, karena bukan pada tempatnya kita memilihkan pekerjaan anak kita. Sebagian orangtua mencobanya. Mereka sudah memilih pekerjaan anak mereka, mengikuti jejak mereka atau masuk kebisnis keluarga. Orangtua lain berasumsi anak mereka masuk college untuk bersiap bagi pekerjaan yang prestige. Tapi yang lain terancam oleh pendidikan tinggi sehingga mendorong anak mereka untuk memilih dagang dan mulai kerja. Tapi kita tidak berhak mengatakan pekerjaan mana yang Tuhan ingin dia kerjakan untuk memenuhi kebutuhannya dan keluarganya. Keputusan itu antara mereka dan Tuhan. Tanggung jawab kita adalah membimbing mereka untuk berkomitmen total pada Yesus Kristus, kemudian mendorong mereka mencari kehendakNya dalam keputusan penting ini.

Sejak awal anak kita harus yakin bahwa Tuhan memiliki rencana bagi hidup mereka, dan hidup yang baik ditemukan dengan mengikuti rencana itu. Karena berbagai sebab banyak anak kecil memandang jalan Tuhan adalah yang paling menyedihkan, paling sulit, dan paling kurang dihargai. Jadi mereka memutuskan untuk menjalani jalan mereka dan melakukan kehendak mereka sendiri. Tapi kita bisa menunjukan Firman pad amereka, mendorong melalui penggambaran hidup sekitar kita, membiarkan mereka melakukan kehendak sendiri merupakan jalan yang ujungnya maut. “Ada jalan yang disangka orang lurus, tetapi ujungnya menuju maut” (Prov. 14:12, TLB). Melakukan kehendak Tuhan, sebaliknya membawa sukacita dan berkat (cf. Yakobus 1:25). Disatu titik dalam hidup muda mereka, mereka butuh menyerahkan diri pada Kristus dan berkata, “aku ingin mengikuti rencanaMu dalam hidupku.” Teladan penyerahan diri kita kepada kehendak Tuhan, dan nasihat yang kita tawarkan, sangat berpengaruh dalam membawa mereka menyerahkan diri padaNyaAt some point in their young lives they will need to yield themselves to Christ and say, “I want to follow.

Sekali keputusan dibuat, tugan merencanakan pekerjaan hidup mereka sangat diringankan. Sekarang tinggal membimbing mereka menemukan dan melakukan kehendak Tuhan. Apapun yang mereka pilih, itu karena Tuhan memanggil mereka dan karena itu tempat paling strategi bagi mereka untuk menggunakan kemampuan yang diberikan Tuhan untuk kemuliaanNya. Dengan pengertian itu, ada beberapa prinsip yang bisa membimbing anda.

1. Dengan berdoa lihat ketertarikan dan kekuatan mereka, kemudian usulkan cara menggunakannya dalam pekerjaan. Singkatnya, ada seorang anak laki-laki yang sangat tertarik dengan pesawat terbang dan kemampuan yang tidak biasa terhadap mekanik. Usulkan seperti ini, “kamu bisa menjadi pilot misi yang hebat suatu hari nanti.” Tuhan mungkin menggunakan benih pemikiran itu untuk menyediakan arah ditahun mendatang. Hidup tidak menarik saat kita tidak melakukan apa yang ingin kita lakukan atau apa yang cocok kita lakukan. Tuhan ingin talenta kita digunakan dan kebutuhan terdalam kita terpenuhi.

2. Kenalkan mereka pada orang Kristen yang luar biasa yang menyerahkan hidupnya seluruhnya pada Kristus. Baik mereka bisnismen, atau misionaris, atlit atau pengkhotbah besar, mereka akan memberi dampak mendasar bagi anak anda. Kehadiran mereka dalam rumah anda dan disekitar meja anda bisa menantang anak anda memberikan hidup mereka pada Kristus.

3. Selalu Memberi tempat pada Pelayanan penuh waktu sebagai pilihan hidup anak anda. Walau Tuhan membutuhkan orang Kristen yang berkomitmen dalam setiap saat hidupnya, tapi kebutuhan akan pastor, misionaris, dan pendidik Kristen sangat mengejutkan. Jelas Tuhan tidak menghendaki setiap orang Kristen masuk keprofesi ini. Dan mereka tidak lebih tinggi dari orang yang dikantor atau ditoko, jika itu jadi pilihannya. Tapi kekurangan pekerja Kristen menunjukan orang-orang tidak mendengar panggilan Tuhan bagi pekerjaan pelayanan Kristen. Mungkin orangtua tidak bicara tentang kebutuhan ini juga menekankan pentingnya hal ini.

4. Dorong anak anda mengunjungi sekolah Kristen yang baik setidaknya satu tahun. Apapun pekerjaan yang mereka percaya kehendak Tuhan, pendidikan Alkitab mereka, hubungan mereka dengan pemimpin Kristen, dan kesempatan pelayanan Kristen akan membuat mereka lebih efektif menjadi saksi Yesus Kristus selama hidup mereka.

Mempersiapkan Mereka untuk Perkawinan

Penulis lagu mengatakan bahwa kasih dan perkawinan seperti kuda dan gerbong. Tapi mengutip lagu lama, “Itu tidak selamanya begitu!” Sebagian pasangan berperang. Orangtua mereka tidak pernah mempersiapkan mereka untuk hal paling intim dan hubungan terpenting dalam hidup. Mereka mungkin memberikan formula kegagalan melalui teladan yang salah. Jika kita ingin mengajar burung kecil kita untuk terbang, kita butuh menangkap beberapa prinsip dasar untuk membimbing kita mendidik mereka bagi pernikahan.

1. Terbuka dan informal tentang seks sejak awal. Semua prilaku tentang seks tidak terpisahkan dari pernikahan yang bahagia, dan kita memasukan prilaku itu sejak popok mereka mulai dipasang. Tuhan mendisain seks sebagai bagian penting dari hidup, dan biaya mengabaikannya sangat tinggi –ketakutan, malu, kehamilan yang tidak diinginkan, penyakit dan perceraian.

Dimulai dengan menyebut bagian tubuh dan fungsinya dengan namanya yang sebenarnya. Menyembunyikannya dengan istilah dari generasi ke generasi menunjukan bahwa mereka malu atau kotor. Dan saat pertanyaan tentang seks mulai datang, jangan menyambutnya dengan kaget atau diam. Tidak ada gunanya kuliah berjam-jam tentang alat reproduksi saat sikecil umur 3 tahun bertanya darimana bayi datang. Tapi tidak ada alasan orangtua Kristen mengabaikan hal ini. Katakan kalau Tuhan membuat bayi bertumbuh ditempat yang khusus didalam ibunya. Jika dia cukup ingin tahu dan bertanya bagaimana bayi bisa ada disana, katakan ayah menaruh benih disana dengan kasih. Alkitab menjijikan hal ini. Kenapa kita harus begitu?

Tempat kita terbatas, tapi mengunjungi toko buku akan menemukan buku yang menolong anda mengajar anak anda tentang seks, itu akan membuka banyak materi yang baik disetiap tingkat perkembangan, sampai perkawinan.

2. Ajar mereka peran seks mereka dalam hidup. Pria tidak lebih tinggi dari wanita seperti sebagian orang ajarkan tapi fungsi mereka berbeda. Tuhan membuat anak jenis seks yang dia ingin mereka mengerjakan pekerjaan unik yang diberikanNya untuk dicapai dalam hidup. Tekankan kepuasan akan peran yang diberikan pada mereka. Kemudian jelaskan pada mereka perubahan tubuh saat puber dan bagaimana perubahan itu cocok dengan rencana Tuhan bagi mereka saat mereka kawin.

Ibu perlu mengajar anak perempuan mereka bagaimana menjadi istri yang baik dan penjaga rumah, bagaimana menunjukan kepada suami mereka hormat, dan bagaimana memenuhi rumah mereka terasa bahagia (Eph. 5:22-24, 33; Prov. 31:10-31). Ayah perlu mengajar anak laki-laki mereka menjadi suami yang baik, bagaimana memenuhi kebutuhan istri dan melakukannya dengan baik dan tidak egois (Eph. 5:25-32). Guru terbaik adalah teladan yang baik. Ibu dan bapak yang terus bertengkar atau saling meneriaki sulit memelihara pasangan pernikahan yang baik.

3. Tunjukan pada mereka bagaimana memilih pasangan yang sesuai dengan pilihan Tuhan. Walau Tuhan memanggil sebagian orang tidak menikah untuk pelayanan khusus, pola normal adalah menikah (Gen. 2:18). Penting bagi anak kita mengetahui bahwa jika Tuhan ingin mereka untuk menikah, dia telah memiliki pasangan yang baik. Menemukan pasangan itu akan menghasilkan sukacita besar. Tapi bagaimana mereka melakukannya? Mereka akan mulai melalui persiapan diri bagi pasanga mereka, terutama membangun karakter Kristus dan perhatian pada orang lain. Kemudian mereka akan pergi dengan orang Kristen yang mereka kenal. Jika mereka jadi tetap dan membatasi diri pada seseorang terlalu cepat, mereka tidak bisa menemukan pilihan pertama Tuhan. Dan jika mereka mengencani orang tidak percaya, mereka memberi diri pada bahaya keterlibatan emosi yang pada akhirnya tidak memuliakan Tuhan.

Saat mereka kencan, mereka harus menjaga standar Alkitab dan berlaku dengan kemurnian. Dorongan seks merupakan salah satu dorongan terkuat dalam hidup, dan itu meningkat pesat sebelum anak kita siap menanggung tanggung jawab pernikahan. Saat mereka terlibat secara fisik sehingga terbawa kedalam pernikahan yang premature atau dengan orang yang salah, betapa besar penderitaannya. Jadi mereka harus merencanakan kencan mereka untuk menghindari situasi demikian. Dan mereka harus berjanji dengan Tuhan kalau mereka tidak saling memegang tubuh, atau hal lain yang membawa mereka kedalam dosa. Para ibu harus menjelaskan pada anak perempuan mereka bagaimana prilaku berpakaian dan akibat yang ditimbulkan pada lawan jenis. Para ayah harus mengajar anak laki-laki mereka untuk menghormati harga diri mereka dan peka pada perasaan gadis yang mereka kencani.

Lebih jauh, saat mereka kencan, mereka menjelajahi kepribadian masing-masing. Merayu bukan alat mendapat pasangan dengan menutupi kesalahan kita. Sudah waktunya bicara tentang apa yang disetujui dan tidak, untuk bergumul bersama tentang kesulitan dan bekerja sama mempraktekan prinsip Firman Tuhan. Pasangan yang dipilih Tuhan tidak akan membenarkan masalah, tapi menghadapinya dan berusaha menyelesaikannya sesuai Alkitab. Waktu orang yang benar muncul akan ada rasa kesatuan jiwa dan rohani dan ikatan mendalam mendedikasikan pada Kristus. Dan saat saat penting tiba, burung kecil kita sudah siap terbang. Betapa bahagia hari itu saat mereka memberikan diri mereka pada pasangan pilihan Tuhan dan mulai membangun fondasi generasi Tuhan berikutnya. Kehilangan yang kita rasakan terpuaskan melalui ucapan syukur kita pada Tuhan untuk kebaikan dan anugrahNya dalam memberikan keberhasilan pada kita sampai ditahap ini.

4. Saat mereka meninggalkan sarang, setujui beberapa aturan dasar. Sebagian situasi tegang bisa muncul antara orangtua dan anak mereka yang sudah menikah karena hal seperti ini tidak pernah dibicarakan. Seperti, walau anda selalu ada bagi mereka ketika mereka butuh, mereka pada dasarnya sendiri. Anda dengan senang hati menawarkan bantuan tentang bagaimana menyeimbangkan budget mereka, bagaimana membuat kue, bagaimana Sam bisa mengatasi mood istrinya, dan masalah seperti itu. Tapi pilihan untuk menangis pada mama dan papa karena hal kecil tidak terbuka bagi mereka.

Hal yang lainnya, sebagai kakek anda anak menikmati menjaga bayi, tapi anda terperangkap disitu. Anda punya kehidupan anda sendiri, dan hidup anda tidak berkisar disekitar sikecil, sepenting apapun dia dimata anda. Anda harus cukup jauh untuk membuat rencana yang diperlukan, dan anda memiliki hak berkata “tidak” tanpa penjelasan lebih lanjut jika anda ingin.

Akhirnya, ada saatnya anda menikmati melakukan hal untuk mereka dan memberikan hal pada mereka. Tapi anda mengajar mereka bagaimana bekerja dan bagaimana mengatur uang mereka. Anda tidak mengijinkan mereka menggunakan anda, atau membebaskan mereka dari perangkap keuangan. Anda begitu mengasihi mereka dan berdoa dengan setia, tapi mereka tidak lagi dibawah otoritas anda. Anda harus menghormati aturan ilahi dan tidak turut campur dalam hidup mereka (Gen. 2:24; Matt. 19:5). Mereka harus menghormati itu dan tidak mengijinkan diri mereka tetap bergantung pada anda lagi. Mereka harus belajar bertumbuh bersama dalam anugrah Tuhan. Dan sukacita Tuhan akan menjadi milik anda dan mereka.

Related Topics: Christian Home

Report Inappropriate Ad